HAN 2025 Jawa Barat, Bermain Sambil Lestarikan Budaya
Siaran Pers Nomor: B-240/SETMEN/HM.02.04/07/2025
Bandung (28/7) – Peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 hadir dengan pendekatan baru. Tidak lagi terpusat di satu kota, peringatan HAN tahun ini didekatkan pada anak dan digelar serentak di seluruh Indonesia. HAN 2025 menghadirkan semangat kebersamaan dan kearifan lokal yang bisa dinikmati oleh semua anak Indonesia, dimana pun mereka berada.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi menyampaikan HAN 2025 diharapkan dapat membawa warna dan nuansa baru untuk mengenalkan dan melestarikan budaya lokal sejak dini, salah satunya melalui permainan tradisional. Ia menyebut permainan tradisional bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga media untuk mempererat ikatan sosial, menumbuhkan sportivitas, dan mengajarkan nilai-nilai kebersamaan. Selain permainan tradisional, aktivitas lain yang dapat diikuti anak-anak dalam HAN 2025, yaitu senam sehat, menyanyikan lagu-lagu nasional, daerah dan kesenian tradisional, serta mendengarkan cerita kepahlawanan dari daerah masing-masing.
“Anak-anak yang Bunda cintai, selain untuk bersenang-senang, kegiatan ini tentu dapat merajut kembali ikatan sosial yang mungkin terkikis menjadi lebih individualis. Dengan memainkan permainan tradisional yang kental akan sportivitas dan kerjasama, akan menanamkan rasa persaudaraan sejak dini tanpa memandang latar belakang, seperti suku, ras, dan agama,” ujar Menteri PPPA dalam peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2025 tingkat Provinsi Jawa Barat yang digelar penuh semarak melalui kegiatan Kaulinan Barudak Jawa Barat (Ulinpiade) di Bandung, Minggu (27/7).
Mengusung tema “Bersama Membangun Budaya”, peringatan HAN Jawa Barat tahun ini mengangkat permainan tradisional sebagai sarana penguatan nilai budaya lokal, kebersamaan, dan pelestarian identitas anak bangsa. Kegiatan ini merupakan kolaborasi dan sinergi antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan berbagai elemen, diantaranya Asosiasi Perusahaan Sahabat Anak Indonesia (APSAI). Kegiatan ini menjadi momentum istimewa karena berhasil memecahkan rekor Museum Rekor-Dunia Indonesia (MURI) untuk kategori “Bermain Tradisional dengan Kebaya” yang diikuti ribuan anak dan perempuan yang mengenakan kebaya sambil memainkan permainan khas Sunda seperti engklek, egrang, congklak, dan ucing sumput.
“Kebaya bukan sekadar busana, melainkan simbol sejarah, identitas, dan peradaban perempuan Nusantara. Kebaya juga mencerminkan semangat kesetaraan dan peran aktif perempuan dalam berbagai sektor kehidupan. Melalui kegiatan ini, anak-anak kita diajak untuk tidak hanya mencintai warisan budaya, tetapi juga membawanya dalam kehidupan sehari-hari,” tambah Menteri PPPA.
Mendukung hal tersebut, Wakil Gubernur Jawa Barat, Erwan Setiawan menyampaikan tema yang diusung tahun ini sangat relevan di tengah arus digitalisasi dan tantangan nilai-nilai lokal yang semakin tergerus. Melalui permainan tradisional, seni budaya, dan kreativitas anak, kita sedang menanamkan akar identitas sekaligus membangun karakter anak-anak sebagai generasi tangguh, inklusif, dan berbudaya.
“Anak-anakku yang hebat, janganlah takut bermimpi. Jadilah pelindung sesama dan terus belajar mencintai diri, keluarga, dan bangsa. Awali dengan mencintai diri sendiri dan jauhi narkoba serta pengaruh buruk lainnya. Mari wujudkan Provinsi Jawa Barat sebagai Provinsi Layak Anak yang mendukung Indonesia Layak Anak, tempat di mana setiap anak bisa tumbuh sehat, bahagia, dan berdaya” pungkas Wakil Gubernur Jawa Barat.
Dalam kesempatan tersebut, Forum Anak Daerah Jawa Barat juga membacakan delapan (8) poin Suara Anak Jawa Barat sebagai berikut:
- Menyediakan pusat informasi layak anak, memperluas literasi digital, dan memperketat pengawasan terhadap konten media sosial yang tidak mendidik dan difokuskan kepada konten yang masuk dalam kategori informasi layak anak;
- Meningkatkan infrastruktur yang ramah bagi anak dengan melibatkan partisipasi anak dalam proses pembangunan;
- Melindungi kami dari bahaya rokok, narkoba, alkohol, dan zat adiktif lainnya dengan memperkuat regulasi, membatasi iklan dan penjualan kepada anak, serta menerapkan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) secara tegas di seluruh wilayah;
- Memastikan tidak ada anak yang putus sekolah karena biaya, jarak, atau kurangnya fasilitas. dengan pendidikan yang adil, guru berkualitas, dan sekolah yang aman serta nyaman. Untuk mendukung sekolah yang bebas dari kekerasan dan perundungan, baik offline maupun online. Pendidikan inklusif untuk Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) harus dijalankan serius, dengan fasilitas dan guru yang memadai serta regulasi bagi pendidikan inklusif;
- Untuk memperhatikan, mengawasi, menindaklanjuti, dan melakukan pembinaan terhadap isu kenakalan remaja, untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung pertumbuhan remaja;
- Mengadakan pelatihan parenting bagi calon pengantin dan menekan angka perkawinan anak dengan memperketat peraturan daerah perkawinan anak guna menciptakan keluarga harmonis;
- Secara penuh berupaya mengurangi angka kekerasan kepada anak dengan memperkuat edukasi, kampanye dan pengawasan terhadap berbagai bentuk kekerasan kepada anak. Mengoptimalkan mekanisme pengaduan yang cepat tanggap, mudah diakses, dan transparan. Juga mengintegrasikan lembaga pemerintah untuk menindak lanjuti pengaduan kasus kekerasan pada anak, hal ini mencakup penyediaan rumah aman, pendampingan psikososial, rehabilitasi anak korban dan pelaku, serta penguatan layanan perlindungan hukum;
- Meminta lebih banyak taman baca, perpustakaan keliling, tempat bermain, lapangan olahraga, halte sekolah, dan jalan yang aman. Sekolah ramah anak dan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang kami.
Rangkaian acara semakin semarak diwarnai dengan momen kepedulian melalui penyerahan santunan peralatan sekolah dari BAZNAS kepada anak-anak dari keluarga kurang mampu dan penyandang disabilitas, penyerahan 3 (tiga) sepeda yang terbuat dari bambu oleh Kemen PPPA dilanjutkan dengan penutupan tarian SAPA 129 oleh Menteri PPPA bersama Wakil Gubernur Jawa Barat dan Forum Anak Daerah (FAD) Jawa Barat sebagai bentuk kampanye layanan pengaduan kekerasan terhadap perempuan dan anak.
BIRO HUMAS DAN UMUM
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id
- 28-07-2025
- Kunjungan : 2296
-
Bagikan: