“Bersama Wujudkan Internet Ramah Anak (Safer Internet Day)” Tahun 2018
- Dipublikasikan Pada : Jumat, 12 Januari 2018
- Dibaca : 3602 Kali

Jakarta (11/1) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Yembise melakukan audiensi dengan pihak ECPAT Indonesia untuk membahas terkait rencana pelaksanaan Konferensi Nasional “Bersama Wujudkan Internet Ramah Anak (Safer Internet Day)” Tahun 2018. Konferensi ini merupakan aksi nyata dalam upaya melindungi anak Indonesia dari berbagai bahaya kejahatan seksual anak secara online, yang melibatkan sekaligus memperkuat peran organisasi masyarakat, pemerintah, CSO, dan sektor swasta, public figur dalam mewujudkan internet yang ramah anak. Safer Internet Day bertujuan memperluas informasi terkait internet ramah anak dan membuka akses bagi siapapun untuk masuk mengenal lebih dalam serta ikut mengkampanyekan internet ramah anak. Konferensi Nasional ini akan dilaksanakan di 16 Provinsi di Indonesia, dimuai pada 7-8 Februari 2018 di Sumatera, Jawa dan Bali, dihadiri 200 partisipan yang berasal dari para aktivis PATBM, LSM Perlindungan Anak, Pemerintah, Komunitas anak dan orang muda, guru, orangtua, public figure serta masyarakat umum. Menteri Yohana mengungkapkan bahwa pertemuan ini bersifat strategis untuk membahas langkah antisipatif terhadap berbagai situasi negatif pada anak yang ditimbulkan akibat perkembangan teknologi. Diantaranya membuat sistem perubahan, dengan pengawasan dalam penggunaan internet, berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) dan Kementerian /Lembaga lain, serta meningkatkan jumlah ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) agar perhatian anak teralihkan dengan hal positif. Menteri Yohana menegaskan bahwa masyarakat harus bersifat antisipatif dengan mengatur penggunaan gadget dan internet dengan mengarahkan fokus utama anak pada pelajaran di sekolah selebihnya meluangkan waktu dengan keluarga dan teman. Menteri Yohana juga menekankan akan pentingnya melindungi anak dari sifat plagiatrisme, yang membuat anak menjadi sulit untuk berpikir kritis dan menghasilkan suatu teori baru. Menteri Yohana juga mengajak para orangtua untuk meningkatkan minat membaca buku pada anak. Menteri Yohana berharap untuk 10 tahun kedepan, dunia usaha, tokoh masyarakat, pemuda, mahasiswa, ibu-ibu rumah tangga dapat membangun kerjasama yang baik dalam mengantisipasi segala bentuk ancaman kekerasan pada anak, dengan target terwujudnya planet 50 : 50 di tahun 2030, dimana Indonesia menjadi negara yang ramah perempuan dan anak, tidak ada lagi kekerasan dan siap dalam menyambut suatu perubahan dengan positif.
Terbaru
KemenPPPA Dorong Keterwakilan Perempuan Melalui D/KRPPA ( 51 )
Pranala Luar





Publikasi Lainya
KemenPPPA Ajak Orang Tua dan Satuan Pendidikan Edukasi Kesehatan Reproduksi bagi Anak ( 23 )
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengajak semua pihak, terutama orang tua dan satuan pendidikan untuk memberikan edukasi kesehatan…
Serius Tangani TPPO, Pemerintah Sepakat Bentuk Direktorat PPA dan TPPO ( 38 )
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bersama Kementerian Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), serta…
KemenPPPA Dorong Keterwakilan Perempuan Melalui D/KRPPA ( 51 )
Sejak diinisiasi pada 2021 lalu, program Desa/Kelurahan Ramah Perempuan dan Peduli Anak (D/KRPPA) terus menunjukkan peningkatan dampak positif bagi kesejahteraan…
Menteri PPPA Dorong Peran Ibu dalam Mencegah Konsumsi Rokok di Lingkungan Keluarga ( 39 )
Jakarta (6/6) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mendorong peran ibu dalam mencegah dan mengendalikan konsumsi…
Jembrana (5/6), Ketahanan energi merupakan isu besar yang saat ini menjadi perhatian global. Ketahanan ini mencakup ketersediaan energi, akses atas…