Teman Sebaya Dukung Sekolah Ramah Anak
- Dipublikasikan Pada : Sabtu, 21 September 2019
- Dibaca : 3397 Kali

Siaran Pers Nomor: B-215/Set/Rokum/MP 01/09/2019
Balikpapan (20/9) Teman Sebaya berperan besar dalam mendorong terwujudnya Sekolah Ramah Anak (SRA). "Kami selalu mengajak teman-teman untuk berperilaku baik kepada sesama teman atau adik kelas, misalnya tidak berkata kasar, mengucapkan salam, dan tidak melakukan bullying. Jika ada teman yang ingin bertengkar secara fisik, maka akan kami lerai dan selesaikan secara baik atau kami serahkan ke guru," cerita salah satu anggota Duta Sekolah Ramah Anak (SRA) SD Kemala Bhayangkari Balikpapan di depan para awak media peserta Media Trip Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA) 2019 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA).
Kepala Sekolah SD Kemala Bhayangkari Balikpapan, Baharuddin mengatakan bahwa Duta SRA adalah pola kakak dan adik asuh yang mengajak adik kelas atau teman sebaya untuk berperilaku baik. "Biasanya, sebelum jam istirahat kami mempersilahkan para Duta SRA untuk menuju kantin terlebih dahulu. Setelah itu, mereka bergabung dengan teman sebayanya atau mendampingi adik kelas untuk memberi contoh bagaimana berperilaku baik di kantin, seperti tidak membuang sampah sembarangan setelah makan," tutur Baharuddin.
Para guru SD Kemala Bhayangkari Balikpapan juga menerapkan disiplin positif kepada murid-muridnya. Jika ada murid yang tidak mengerjakan PR, maka mereka akan dinasehati terlebih dahulu dan dipersilahkan mengerjakan PR tersebut di kemudian hari. Jika mereka belum jera, maka orang tua murid tersebut akan dipanggil pihak sekolah. Pembangunan karakter para murid dan komunikasi dengan orang tua juga menjadi penting dalam mendukung penerapan disiplin positif di sekolah.
Asisten Deputi Bidang Pengasuhan, Keluarga dan Lingkungan Kemen PPPA, Rohika Kurniadi Sari mengatakan peran teman sebaya sangat berpengaruh untuk mempengaruhi pola pikir teman-temannya. "Duta SRA adalah agen perubahan sekolah. Penyampaian hal baik bisa menjadi lebih strategis dan efektif jika disampaikan oleh teman sendiri, karena mereka sampaikan dengan gaya dan bahasa sendiri. Namun, jika disampaikan orang tua terkadang cenderung instruktif dan represif, dan anak-anak merasa adanya jarak di antara mereka," ujar Rohika.
Pada kesempatan terpisah, Deputi Bidang Tumbuh Kembang Anak Kemen PPPA, Lenny N. Rosalin menegaskan pentingnya semua sekolah (termasuk madrasah) harus ramah anak.
"Anak-anak kita berada di sekolah setiap harinya sekitar 8 jam, atau sepertiga dari hidupnya. Untuk itu sangat penting bagi seluruh warga sekolah untuk melindungi anak-anak kita selama mereka berada di sekolah. Ada persyaratan, komponen dan tahapan SRA yang harus dipenuhi, sesuai standard yang sudah kita susun. Saat ini jumlah SRA lebih dari 23 ribu. SRA merupakan salah satu indikator Kabupaten/Kota Layak Anak (KLA), dari 24 indikator. Jika semua kabupaten/kota mencapai KLA, maka Indonesia Layak Anak (IDOLA) dapat kita wujudkan pada tahun 2030," tutup Lenny.
PUBLIKASI DAN MEDIA KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510,
e-mail : publikasi@kemenpppa.go.id www.kemenpppa.go.id
Publikasi Lainya
Jakarta (1/6) – Dalam upaya mempercepat Provinsi Kalimantan Selatan menjadi Provinsi Layak Anak (Provila), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak…
Jakarta (1/6) – Upaya mempercepat Provinsi/Kabupaten/Kota Layak Anak, salah satunya dilakukan di Provinsi Bali. Dalam rangka percepatan tersebut, Kementerian Pemberdayaan…
Jakarta (1/6) – Dalam rangka percepatan Provinsi Layak Anak, pemenuhan target RPJMN 2024, dan target rencana strategis, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan…
Jakarta (31/5) – Selama Presidensi G20 di Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menjalin kemitraan dengan G20 EMPOWER…
Indeks Perlindungan Anak Tahun 2022 ( 32 )
Indeks Perlindungan Anak Tahun 2022 kerjasama antara Kemen PPPA dengan BPS