Menteri PPPA: Perempuan Harus Berani Bersuara

  • Dipublikasikan Pada : Kamis, 10 Maret 2022
  • Dibaca : 1338 Kali
...


 
Siaran Pers Nomor: B-119/SETMEN/HM.02.04/03/2022


 
 
Jakarta (10/3) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga menuturkan dalam momentum peringatan Hari Perempuan Internasional ini merupakan saat yang sangat tepat untuk membangun pengetahuan dan sinergi terkait dengan perlindungan perempuan dari kekerasan. Menteri Bintang mengatakan merupakan tugas kita bersama untuk terus menjaga kepercayaan para perempuan yang telah berani menyuarakan kekerasan yang dialami atau diketahuinya, dan juga memberikan motivasi bagi perempuan lainnya yang hingga saat ini masih hidup dalam belenggu diskriminasi.
 
“Hanya dengan bersama-sama dan menyatukan kekuatan, kita dapat menciptakan dunia yang setara dan ramah bagi perempuan. Dengan begitu, kesadaran kolektif sangatlah dibutuhkan, baik dari pihak pemerintah, dunia usaha, media, lembaga masyarakat, akademisi, tokoh masyarakat, tokoh agama, hingga masyarakat secara umum. Kita semua, harus menjadi bagian dari solusi, karena diam bukanlah pilihan. Perempuan adalah kekuatan bagi diri, keluarga, bangsa dan negara, bahkan juga dunia,” ujar Menteri Bintang dalam Webinar Internasional “Perempuan Berdaya, Berani Bersuara”.
 
Peringatan Hari Perempuan Internasional 2022 dengan tema “Gender equality today for a sustainable tomorrow”, menurut Menteri Bintang merefleksikan kemajuan yang telah dibuat oleh perempuan hingga saat ini dalam menyuarakan perubahan, berkontribusi dalam pengambilan keputusan, serta untuk merayakan keberanian dan tekad perempuan yang memainkan peran luar biasa dalam berkontribusi kepada komunitas, negara, dan dunia internasional.
 
“Semoga hari yang sangat baik ini, dapat menjadi pengingat bagi kita semua bahwa perempuan merupakan sumber daya manusia yang sangat berharga, yang dapat membawa kemajuan bagi semua dalam segala situasi, termasuk situasi krisis. Untuk itu, kesetaraan dan perlindungan bagi perempuan menjadi tujuan bersama yang tidak dapat ditawar lagi agar perempuan dapat turut berpartisipasi dalam seluruh lini pembangunan,” ungkapnya.
 
Berdasarkan Survei Pengalaman Hidup Perempuan Nasional (SPHPN) 2021 yang dilakukan oleh Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA), kekerasan fisik dan/atau seksual yang dilakukan pasangan dan selain pasangan tahun 2021 dialami oleh 26,1 persen atau 1 dari 4 perempuan usia 15-64 tahun selama hidupnya yang mana angka ini secara total telah mengalami penurunan jika dibandingkan dengan survei di tahun 2016.
 
Jika berbicara realita di lapangan, Menteri Bintang menyayangkan fakta kekerasan yang terjadi lebih banyak menghantui perempuan dibandingkan laki-laki yang angkanya pun masih sangat memprihatinkan. “Tren meningkatnya pelaporan kasus di tengah menurunnya prevalensi kekerasan secara umum merupakan hal yang cukup baik karena artinya masyarakat mulai berani dan percaya untuk membuat laporan pengaduan kepada layanan pengaduan yang tersedia. Semakin masifnya penggunaan media sosial juga turut andil untuk mengungkap berbagai kasus kekerasan. Tentunya hal ini juga tidak terlepas dari keberanian para perempuan dalam mendobrak konstruksi sosial yang selama ini membungkam perempuan. Inilah mengapa perempuan harus berani bersuara dan suara mereka harus didengar,” ujar Menteri Bintang.
 
Hal yang sama disampaikan oleh Perwakilan dari Pemerintah Sri Lanka, Shiranthi Wickremesinghe Rajapaksa dalam sambutannya beliau mengatakan pemberdayaan merupakan sebuah hal yang sangat penting dalam sejarah Sri Langka. Perempuan Sri Lanka selalu menjadi ujung tombak dalam membuat keputusan yang bijak untuk kepentingan keluarga mereka. Namun, bagian yang perjuangan perempuan untuk mendukung keluarganya seringkali tidak dipandang oleh keluarga, selain itu kekerasan dalam rumah tangga juga menjadi masalah utama bagi perempuan.
 
“Keamanan dan kesejahteraan merupakan hal yang penting dalam membantu perempuan dalam menjalankan peranan penting dalam bidang sosial, ekonomi, dan politik. Pemberdayaan perempuan membutuhkan kerjasama dari seluruh pihak, baik pemerintah, masyarakat, laki-laki, dan perempuan itu sendiri. Bagi kami di Sri Langka, pemberdayaan perempuan bukan hanya saat perempuan bisa melakukan apa yang dilakukan oleh laki-laki, namun bagaimana perempuan itu bisa memiliki ruang dan mendapatkan sistem pendukung yang diperlukan untuk bisa memilih jalur yang yang dikehendaki, baik dalam pendidikan maupun pekerjaan perempuan harus bisa hidup mandiri dengan menjalankan kehidupan dengan kemampuan sepenuhnya serta mengambil pilihan, yang mana ini juga harus didukung oleh seluruh pihak,” ujar Shiranthi.
 
Shiranthi mengungkapkan kendala ekonomi menjadi sesuatu yang sangat menguji dan berdampak terhadap perempuan di Sri Langka. Oleh karena itu, kita harus berjuang bersama, bekerja sama lintas negara untuk memperjuangkan hak perempuan. “Pada kesempatan ini pula saya ingin menunjukkan dan berbagi praktik terbaik dari kedua negara tentang langkah-langkah yang telah kita lakukan dan juga bagaimana kemajuan yang sudah dicapai. Kami percaya, ketika potensi perempuan dapat terealisasi sepenuhnya, perempuan yang tadinya menjadi korban pelecehan dan kekerasan akan mampu bangkit dan membela diri dan juga keluarganya dengan kepercayaan diri. Untuk itu, marilah kita bersatu untuk memberdayakan perempuan bisa mereka bisa berlayar melalui badai, karena dengan bekerja sama dengan semua perempuan pemberani di dunia kita bisa mengakhiri rantai kekerasan dan memberdayakan perempuan. Kami berharap seluruh perempuan di dunia bisa menikmati dan merayakan Hari Perempuan Internasional dalam penuh kebahagiaan dan harmoni,” ujarnya.
 
Lebih lanjut, Duta Besar Indonesia untuk Sri Lanka, Dewi Gustina Tobing mengungkapkan Hari perempuan internasional telah dirayakan selama lebih dari satu abad di seluruh dunia sebagai bentuk mengekspresikan solidaritas dan memperkuat dalam gerakan untuk pemberdayaan perempun dan kesetaraan gender.
 
“Meskipun kita sudah bisa merayakan pencapaian perempuan di seluruh dunia, namun perempuan saat ini masih harus menghadapi tantangan yang konsisten termasuk kesetaraan gender dan perjuangan mendapatkan hak-hak mereka. Suara dan pendapat mereka masih diabaikan, selain itu kekerasan terhadap perempuan dan anak perempuan masih terjadi. Maka dari itu, kita harus terus mengambil langkah-langkah konkrit untuk menciptakan dunia yang menjunjung kesetaraan gender yang lebih inklusif tanpa kekerasan berbasis gender. Kami juga akan mendorong perempuan untuk berbicara, memberdayakan, dan melindungi diri mereka dari segala bentuk diskriminasi. Kami tentunya sangat memberikan apresiasi kepada Pemerintah Indonesia melalui KemenPPPA yang telah menjadikan isu prioritasnya untuk membela hak-hak perempuan dan anak. Marilah bersama-sama kita dukung pemberdayaan perempuan dan kesetaraan gender untuk seluruh perempuan di dunia,” tuturnya.
 
Dalam rangka memperingati Hari Perempuan Internasional 2022, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bekerjasama dengan Pemerintah Sri Langka mengadakan webinar Internasional “Perempuan Berdaya, Berani Bersuara”. Webinar internasional ini diselenggarakan dengan dua sesi talkshow yang menghadirkan berbagai narasumber. Talkshow sesi pertama yang membahas tentang pemberdayaan perempuan dihadiri oleh Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan KemenPPPA, Ratna Susianawati, Direktur Institusional & Perencanaan PT PNM, Sunar Basuki, dan Penasihat Kebiajkan dan Ekonomi Program INKLUSI, Fransisca Indrarsiani. Pada sesi talkhsow kedua dihadiri oleh Direktur Wahid Foundations,Yenny Wahid, Penyintas Kekerasan dari Aceh, Badriah, Penyintas Wahid Foundation, Qoriatul Azizah, dan Aktris sekaligus Founder Suara Hati  Perempuan, Nova Eliza.
 
 

 
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id

Publikasi Lainya

Siaran Pers, Sabtu, 03 Juni 2023

KemenPPPA Beri Bantuan Spesifik Kepada Perempuan Korban TPPO dari Irak ( 105 )

Jakarta (3/6) – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) memberikan paket bantuan kebutuhan spesifik kepada perempuan korban Tindak Pidana…

Siaran Pers, Jumat, 02 Juni 2023

KemenPPPA Kecam Kasus Pelecehan Seksual Oleh Kepsek dan Guru Madrasah Di Wonogiri ( 151 )

Jakarta (2/6) – Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) mengecam dugaan pelecehan seksual yang dilakukan Kepala Sekolah (M) dan…

Siaran Pers, Rabu, 31 Mei 2023

Perkuat Lembaga Layanan Kualitas Hidup Anak Untuk Percepatan Menuju Provinsi Layak Anak di Kalimantan Selatan ( 138 )

Jakarta (1/6) – Dalam upaya mempercepat Provinsi Kalimantan Selatan menjadi Provinsi Layak Anak (Provila), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak…

Siaran Pers, Selasa, 30 Mei 2023

Komitmen Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Dorong Percepatan KLA Melalui Standardisasi Layanan Kualitas Hidup Anak ( 40 )

Jakarta (1/6) – Upaya mempercepat Provinsi/Kabupaten/Kota Layak Anak, salah satunya dilakukan di Provinsi Bali. Dalam rangka percepatan tersebut, Kementerian Pemberdayaan…

Siaran Pers, Senin, 29 Mei 2023

Kalimantan Tengah Berkomitmen Kembangkan Layanan Kualitas Hidup Anak Untuk Percepatan Kabupaten/Kota Layak Anak ( 39 )

Jakarta (1/6) – Dalam rangka percepatan Provinsi Layak Anak, pemenuhan target RPJMN 2024, dan target rencana strategis, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan…