Menteri PPPA : G20 EMPOWER Ajang Penting Untuk Perjuangkan Kesetaraan Gender
- Dipublikasikan Pada : Rabu, 18 Mei 2022
- Dibaca : 945 Kali

Siaran Pers Nomor: B- 268 /SETMEN/HM.02.04/05/2022
Yogyakarta (18/05) – Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga membuka G20 EMPOWER – Second Leaders Meeting on Women’s Empowerment yang berlangsung hari Rabu (18/05) di Yogyakarta. Menteri PPPA menyatakan G20 EMPOWER sebagai bagian dari Presidensi G20 adalah ajang penting untuk mewujudkan komitmen kita bersama untuk memperjuangkan kesetaraan gender, pemberdayaan perempuan dan menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua.
“Kesenjangan kesetaraan gender masih menjadi masalah bersama sehingga perempuan terkadang dianggap sebagai sosok yang lemah. Sejatinya, perempuan adalah kekuatan besar penopang keluarga, komunitas, bangsa dan dunia. Perempuan adalah tulang punggung masyarakat untuk bangkit dari krisis ini. Pemberdayaan perempuan berfungsi sebagai katalis, untuk pengentasan kemiskinan, dan stabilitas ekonomi, menuju kemakmuran bagi semua. Penelitian telah menunjukkan bahwa, ketika perempuan diberdayakan secara ekonomi, mereka juga menginvestasikan pendapatan mereka untuk nutrisi, kesehatan, dan pendidikan anak-anak mereka,”ujar Menteri PPPA Bintang Puspayoga pada Second Leaders Meeting on Women’s Empowerment.
Menteri PPPA mengungkapkan bahwa posisi perempuan di Indonesia masih mengkhawatirkan padahal jika dilihat dari sisi demografi penduduk, kaum perempuan di Indonesia merupakan setengah dari populasi Indonesia.
“Saat pandemi, perempuan menjadi pihak yang paling terdampak. Perempuan khususnya yang bekerja di sektor informal hampir tidak memiliki jaring pengaman sosial dan karena itu berisiko lebih besar terhadap ketidakstabilan ekonomi. Angka partisipasi angkatan kerja perempuan berdasar data Februari 2021 menunjukkan masih sebesar 54% lebih rendah dari laki-laki yang telah mencapai 82%. Dengan partisipasi angkatan kerja yang jauh lebih rendah, jumlah perempuan dalam peran kepemimpinan di perusahaan juga rendah,” ungkap Menteri PPPA.
Menteri PPPA menambahkan berdasar data Badan Pusat Statistik tahun 2020 hanya tercatat 33 persen perempuan yang menduduki jabatan manajerial. Selain itu, masih terdapat kesenjangan upah antara perempuan dan laki-laki, dimana data Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa rata-rata upah laki-laki sekitar Rp.2,6 juta rupiah, lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan sebesar Rp.2,1 juta rupiah.
“Saya berharap hari ini kita dapat memperbarui komitmen kita, bertukar ide, praktik terbaik dan program, untuk sampai pada rekomendasi yang kuat tentang apa yang
perlu didukung dan apa yang perlu dilakukan. Saya berharap kita akan fokus pada tindakan kolektif yang layak, sehingga diskusi ini dapat membawa hasil terbaik bagi perempuan di Indonesia, negara-negara anggota G20 dan seluruh dunia. Sekali lagi, kita harus berani memulai, dengan bergotong-royong pasti ada jalan. Perempuan Berdaya, Indonesia Maju,”tegas Menteri PPPA.
Sementara itu, Co-Chair G20 EMPOWER, Rina Prihatiningsih menyatakan bahwa G20 EMPOWER dibentuk untuk menyuarakan dan mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dan partisipasi perempuan dalam mengakselerasi kesetaraan gender di dunia usaha dan sektor publik.
“Pemerintah Indonesia telah menunjuk Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), XL Axiata dan IWAPI (Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia) sebagai focal point dalam aliansi ini. Bersama-sama kita menyerukan kesetaraan gender dalam dunia usaha dan sektor publik. Dalam salah satu inisiasi, kami berkomitmen untuk mempromosikan kepemimpian perempuan serta mengembangkan praktik baik yang diharapkan bisa diduplikasi oleh negara-negara yang tergabung dalam G20 dan menjadi inspirasi bagi sesama advocate. Dari sinin kita semua bisa membangun dialog positif antara pemerintah dan dunia usaha dan bersinergi mengembangkan pemberdayaan perempuan di perusahaan dan masyarakat,” tutur Rina.
Pembukaan Plenary Meeting kedua G20 EMPOWER siang ini dimeriahkan pula oleh sajian Beksan Lawung Ageng atau Tari Lawung Ageng, sebuah tarian yang diciptakan oleh Sultan Hamengku Buwana I. Beksan Lawung Ageng menjadi salah satu tarian pusaka Keraton Yogyakarta dan merujuk pada bentuk ritual kenegaraan dan menggambarkan semangat dan kegagahan para prajurit Keraton dalam berlatih perang menggunakan tombak.
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id
Publikasi Lainya
Jakarta (1/6) – Dalam upaya mempercepat Provinsi Kalimantan Selatan menjadi Provinsi Layak Anak (Provila), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak…
Jakarta (1/6) – Upaya mempercepat Provinsi/Kabupaten/Kota Layak Anak, salah satunya dilakukan di Provinsi Bali. Dalam rangka percepatan tersebut, Kementerian Pemberdayaan…
Jakarta (1/6) – Dalam rangka percepatan Provinsi Layak Anak, pemenuhan target RPJMN 2024, dan target rencana strategis, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan…
Jakarta (31/5) – Selama Presidensi G20 di Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menjalin kemitraan dengan G20 EMPOWER…
Indeks Perlindungan Anak Tahun 2022 ( 37 )
Indeks Perlindungan Anak Tahun 2022 kerjasama antara Kemen PPPA dengan BPS