Gender Award Sebagai Motivasi Dalam Upaya Mewujudkan Kesetaraan Gender Di Bidang Pendidikan

  • Dipublikasikan Pada : Selasa, 23 Februari 2016
  • Dibaca : 9030 Kali

Menteri Yohana Yembise memberikan Keynote Speech pada acara Gender Awards 2015

 

Jakarta (5/5) – Salah satu indikator keberhasilan kesetaraan pendidikan bagi laki-laki dan perempuan adalah lingkungan pendidikan yang bebas dari kebijakan atau tindakan diskriminatif terhadap salah satu jenis kelamin sebagai perwujudan dari nilai-nilai kesetaraan gender yang ditanamkan kepada seluruh pihak yang terlibat dalam bidang pendidikan.“Untuk mewujudkan nilai-nilai kesetaraan gender dalam lembaga pendidikan ditentukan pada beberapa hal yakni metodologi pengajaran/pendidikan dan muatan bahan ajar responsif gender, dan tenaga pendidik, baik guru maupun dosen yang sensitif gender,” kata Menteri PP dan PA, Yohana Yembise pada saat Pemberian “Gender Award”  dari Pusat Studi Gender Dan Perlindungan Anak (PSGPA) UHAMKA, di Jakarta (5/5).

Pemberian Award Pengarusutamaan Gender diberikan kepada civitas akademika universitas, tokoh masyarakat dan kepala sekolah serta guru-guru yang telah memahami dan menerapkan nilai-nilai kesetaraan gender sesuai tugas dan wilayah kerja masing-masing. “Isu perempuan dan anak bukan lagi menjadi isu nasional saja tetapi menjadi isu internasional, tiap tahunnya Indonesia harus melaporkan pada PBB tentang kondisi perempuan dan anak di dunia Internasional. Namun, tak bisa dipungkiri bahwa saat ini pehamaman tentang gender pun masih rendah di kalangan masyarakat, banyak yang menganggap gender itu hanya perempuan saja. Maka dari itu, saya sangat mengapresiasi UHAMKA karena telah meningkatkan pemahaman gender di kalangan mahasiswa." ujar Menteri PP dan PA.

Berdasarkan data tahun 2013, secara nasional, dalam bidang pendidikan, capaian perempuan masih lebih rendah dari laki-laki. AMH perempuan sebesar 91,69, masih lebih rendah dibandingkan AMH laki-laki, yaitu sebesar 96,59. Kondisi yang sama juga terjadi di Rata-rata Lama Sekolah (RLS). RLS perempuan hanya 7,76 tahun, sementara RLS laki-laki adalah 8,52 tahun. Artinya, rata-rata perempuan bersekolah hanya sampai kelas 1-2 SMP, sementara laki-laki sudah bersekolah hingga kelas 2-3 SMP. Di Provinsi DKI Jakarta, kesenjangan capaian bidang pendidikan antara laki-laki dan perempuan masih terjadi. AMH perempuan sebesar 98,90, lebih rendah dari laki-laki yang sudah mencapai 99,69. Adapun untuk rata-rata lama sekolah, perempuan sudah bersekolah hingga kelas 1 SMA, sementara laki-laki sudah bersekolah hingga kelas 2 SMA.

"Persoalan perempuan dan anak menjadi masalah prioritas bagi UHAMKA. Saya sangat mendorong gerakan mahasiswa untuk mendukung perlindungan perempuan dan anak sebagai gerakan nasional, sehingga dapat menekan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak", sambut Prof. Dr. Suyatno, M.Pd, Rektor UHAMKA sekaligus membuka kegiatan ini.

Untuk itu, Kementerian PP dan PA bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan terus mengembangkan tiga komponen yang menjadi prasyarat terwujudnya lingkungan pendidikan/lembaga pendidikan yang responsif gender, yakni metodologi, muatan bahan ajar dan tenaga pendidik (guru dan dosen). “Saat ini Kementerian PP dan PA tengah merumuskan pedoman penyusunan bahan ajar yang responsif gender bagi para penulis/penyusun bahan ajar serta mengembangkan model sekolah ramah anak,”lanjut Menteri Yohana.

Selain pemberian penghargaan, kegiatan ini pun diselenggarakan Seminar Nasional Gender Bidang Pendidikan dan Perlindungan Anak dengan tema "Membangun pendidikan melalui pemahaman kesetaraan dan keadilan gender serta perlindungan anak". Seminar yang dihadiri kurang lebih 500 peserta ini menyajikan materi yang begitu menarik, seperti berbagai kajian dan strategi gender di tingkat nasional dan daerah oleh Nina Nurmila dari Komnas Perempuan, Peran gender dalam perlindungan anak oleh Titik Haryati dari KPAI dan mekanisme penanganan anak korban tindak kekerasan di P2TP2A oleeh Nuke Setiyani dari P2TP2A DKI Jakarta. [ATK/ESN/HM]

\

Menteri  Yohana Yembise memberikan penghargaan Gender Awards pada Dosen, Kepala Sekolah dan Guru yang telah Responsif Gender

 

Menteri Yohana Yembise berfoto bersama para pemenang Gender Awards 2015

Publikasi Lainya

Siaran Pers, Rabu, 31 Mei 2023

Perkuat Lembaga Layanan Kualitas Hidup Anak Untuk Percepatan Menuju Provinsi Layak Anak di Kalimantan Selatan ( 30 )

Jakarta (1/6) – Dalam upaya mempercepat Provinsi Kalimantan Selatan menjadi Provinsi Layak Anak (Provila), Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak…

Siaran Pers, Selasa, 30 Mei 2023

Komitmen Provinsi dan Kabupaten/Kota di Provinsi Bali Dorong Percepatan KLA Melalui Standardisasi Layanan Kualitas Hidup Anak ( 15 )

Jakarta (1/6) – Upaya mempercepat Provinsi/Kabupaten/Kota Layak Anak, salah satunya dilakukan di Provinsi Bali. Dalam rangka percepatan tersebut, Kementerian Pemberdayaan…

Siaran Pers, Senin, 29 Mei 2023

Kalimantan Tengah Berkomitmen Kembangkan Layanan Kualitas Hidup Anak Untuk Percepatan Kabupaten/Kota Layak Anak ( 14 )

Jakarta (1/6) – Dalam rangka percepatan Provinsi Layak Anak, pemenuhan target RPJMN 2024, dan target rencana strategis, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan…

Siaran Pers, Rabu, 31 Mei 2023

The Indonesia Gender Dashboard on Women in SMEs, Kolaborasi Promosikan Pemberdayaan Ekonomi Perempuan dan UMKM Indonesia ( 47 )

Jakarta (31/5) – Selama Presidensi G20 di Indonesia, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menjalin kemitraan dengan G20 EMPOWER…

Buku, Rabu, 31 Mei 2023

Indeks Perlindungan Anak Tahun 2022 ( 32 )

Indeks Perlindungan Anak Tahun 2022 kerjasama antara Kemen PPPA dengan BPS