
Perempuan Penggerak Ekonomi Restoratif, Penjaga Kehidupan Desa
Siaran Pers Nomor: B-408/SETMEN/HM.02.04/10/2025
Labuan Bajo, (29/10) — Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan, menegaskan pentingnya peran perempuan dalam membangun ekonomi restoratif, yakni ekonomi yang memulihkan keseimbangan antara manusia, alam, dan budaya. Hal tersebut disampaikan dalam kegiatan “Belajar Silang Lintas Sektor untuk Ekonomi Restoratif, Pertanian Regeneratif, dan Ekonomi Kreatif Berbasis Desa” yang diselenggarakan oleh Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) di Kampus Bambu Komodo, Labuan Bajo, Selasa (28/10).
Wamen PPPA menyampaikan apresiasi kepada YBLL yang telah menjadi ruang kolaborasi lintas sektor dalam menumbuhkan praktik ekonomi berkelanjutan yang berpihak pada perempuan dan lingkungan. “Forum ini tidak hanya membicarakan ekonomi, tetapi juga berbicara tentang kehidupan, keberlanjutan, dan masa depan bumi yang kita cintai bersama. Ekonomi restoratif, pertanian regeneratif, dan ekonomi kreatif sesungguhnya memiliki semangat yang sama: memulihkan, menumbuhkan, dan menciptakan,” ujar Wamen PPPA.
Lebih lanjut, Wamen PPPA menekankan pentingnya tata kelola pembangunan desa yang partisipatif melalui forum musyawarah perencanaan pembangunan (musrenbang). “Setiap desa memiliki musrenbang setiap tahun. Forum ini seharusnya menjadi wadah yang terbuka dan dekat dengan masyarakat agar kebijakan yang diambil benar-benar berakar dari kebutuhan nyata di lapangan,” tegasnya.
Wamen PPPA juga menyoroti fakta bahwa partisipasi perempuan dalam pembangunan sering kali terhambat oleh faktor administratif, seperti status pekerjaan dalam KTP yang tidak mencerminkan realitas di lapangan. “Banyak perempuan yang sesungguhnya petani atau pelaku usaha, tetapi tercatat sebagai ibu rumah tangga. Padahal, jika status mereka tercantum sebagai petani atau wirausaha, akses terhadap bantuan dan fasilitas pemerintah akan lebih mudah,” ungkapnya. Ia pun mendorong agar pendataan identitas perempuan disesuaikan dengan pekerjaan riil mereka, sehingga kebijakan dan program pemerintah menjadi lebih inklusif dan berkeadilan gender.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Irene Umar, menekankan pentingnya menumbuhkan rasa penghargaan terhadap potensi diri dan karya bangsa sendiri. “Pemberdayaan sejati berawal dari kesadaran untuk menghargai diri sendiri. Kalau di dunia korporasi ada Chief Executive Officer (CEO), maka di rumah tangga para ibu adalah CEO of the Household,” ujarnya. Ia menilai peran perempuan sebagai pengelola keluarga merupakan fondasi utama ekonomi bangsa. Dari tangan perempuan lahir ketahanan rumah tangga, kesejahteraan keluarga, dan generasi yang tangguh.
Kegiatan Belajar Silang Lintas Sektor untuk Ekonomi Restoratif menjadi momentum penting bagi YBLL dan para mitra untuk menggaungkan inisiatif “Labuan Bajo Call for Restorative Future” sebuah seruan bersama untuk membangun masa depan ekonomi Indonesia yang adil, hijau, dan berpihak pada manusia serta bumi. Wamen PPPA berharap kegiatan ini dapat melahirkan gagasan, kolaborasi, dan aksi nyata untuk memperkuat peran perempuan dalam membangun ekonomi berkelanjutan berbasis desa.
YBLL sendiri menurut Noor Fauzi Rahman, Dewan Pembina YBLL terus memperkuat komitmennya dalam membangun ekonomi restoratif berbasis desa melalui pendekatan agroekologi bambu yang menghubungkan pelestarian alam dengan kesejahteraan manusia.
“Pendekatan ini tidak hanya berfokus pada konservasi lingkungan dan mitigasi perubahan iklim, tetapi juga pada pemberdayaan perempuan, kelompok rentan, dan masyarakat adat agar berdaya secara ekonomi dan sosial. Melalui inisiatif seperti pendirian koperasi BambooCoop, Rumah Produksi Bersama Mosedia, pelatihan produk turunan bambu bernilai tinggi, serta pengembangan energi biomassa dan ekowisata kampung adat, YBLL membangun ekosistem kewirausahaan hijau yang berpihak pada desa,” ujarnya. Gerakan ini sejalan dengan arah pembangunan nasional dalam ASTACITA dan SDGs, khususnya dalam memperkuat ekonomi lokal, menjaga keberlanjutan lingkungan, serta menumbuhkan budaya inovasi di akar rumput.
Kegiatan ini turut dihadiri oleh Direktur Jenderal Perhutanan Sosial Kementerian Kehutanan Catur Endah Prasetiani, Direktur Kehutanan dan Konservasi Sumber Daya Air Kementerian PPN/Bappenas Dadang Jainal Mutaqin, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena, Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi Ansharullah, Bupati Sumba Barat Daya Ratu Ngadu Bonu Wulla, Bupati Manggarai Timur Agas Andreas, Bupati Manggarai Barat Edistasius Endi, Bupati Lahat Bursah Zarnubi serta perwakilan organisasi masyarakat sipil, sektor swasta, akademisi, dan media massa.
BIRO HUMAS DAN UMUM
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id
- 29-10-2025
- Kunjungan : 580
-
Bagikan: