
Anjangsana ke Pejuang Veteran Perempuan, Menteri PPPA : Perempuan Indonesia Bisa Contoh Jiwa Pantang Menyerah Pejuang Perempuan di Masa Kemerdekaan
Siaran Pers Nomor: B - 488 /SETMEN/HM.02.04/12/2023
Bali (17/12) – Slogan “Hari Ibu Bukan Sekedar Mother’s Day” aktif digaungkan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) sejak tahun 2019, khususnya mendekati Peringatan Hari Ibu yang dilaksanakan tanggal 22 Desember setiap tahunnya. Tidak ada yang salah dengan mengucapkan Selamat Hari Ibu untuk setiap ibu di Indonesia namun masyarakat perlu juga memiliki pemahaman lebih bahwa Hari Ibu adalah pengakuan dari eksistensi perjuangan para perempuan pejuang di masa kemerdekaan. Hari Ibu lahir dari pergerakan perempuan pada Kongres Perempuan Pertama di Indonesia yang berlangsung 22 – 25 Desember 1928 di Yogyakarta.
Menjelang puncak acara Peringatan Hari Ibu ke-95, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga mengunjungi 6 (enam) perempuan pejuang yang bertempat tinggal di kota Denpasar, Bali sekaligus memberikan tali kasih. Ke-enam pejuang ini pernah bertugas di bagian logistik dan ada pula yang membantu penyaluran perlengkapan senjata di garis depan pertempuran. Para pejuang perempuan ini adalah :
1. Ni Nyoman Teplo ( 98 tahun )
2. Ni Nyoman Sembero ( 86 tahun)
3. Ni Ketut Runtji ( 93 tahun )
4. Ni Luh Gede ( 95 tahun )
5. Rossalyna Revida Nasution ( 76 tahun )
6. Ni Made Nganjungan ( 94 tahun ). Beliau dikunjungi di Rumah Sakit
Wangaya Denpasar karena sakit.
“Setiap tahun kami rutin melakukan anjangsana, memberikan tali kasih dan yang terpenting adalah berterimakasih atas kontribusi para pejuang perempuan hebat ini sehingga kita semua bisa merdeka. Penting bagi kita untuk tidak melupakan perjuangan para pahlawan dan para anggota veteran. Satu hal utama yang patut dicontoh dari perempuan pejuang ini yaitu bahwa memperjuangkan kemerdekaan bukanlah hal yang mudah, butuh keberanian besar dan kegigihan yang tinggi. Semangat pantang menyerah ini yang harus dilanjutkan setiap perempuan di Indonesia, menjadi motivasi untuk bisa menjadi perempuan berdaya,” ujar Menteri PPPA.
Saat bercengkerama dengan para perempuan pejuang, Menteri PPPA mengaku dirinya melihat semangat para pejuang tidak pernah padam.
“Ada kebanggaan besar dari para perempuan pejuang ini bisa terlibat dalam perang kemerdekaan. Memori saat berada di medan tempur masih beliau-beliau ingat dengan baik. Kita harus bangga bahwa perempuan menjadi bagian tidak terpisahkan dalam perjuangan merebut kemerdekaan. Semoga remaja putri dan para perempuan bisa mencontoh semangat hidup mereka. Kita semua punya kewajiban untuk membangun bangsa dengan kemampuan yang kita punya,” ujar Menteri PPPA.
Anjangsana ini adalah bentuk kerjasama dari Kemen PPPA dengan Perhimpunan Perempuan Tionghoa Indonesia (PINTI) dan organisasi Wirawati Catur Panca yang selama ini bertanggungjawab membina kekeluargaan para veteran perempuan dan meningkatkan status sosial wanita pejuang.
“Jadi sekali lagi, terimakasih untuk para perempuan pejuang di Indonesia. Kami tidak akan lelah mendorong esensi dari Hari Ibu yang maknanya menggambarkan kegigihan perempuan sejak masa pergerakan kemerdekaan,” tutup Menteri PPPA.
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id
- 17-12-2023
- Kunjungan : 1128
-
Bagikan: