
Wamen PPPA Ajak Kemensos dan BGN Kolaborasi Dukung Pendidikan Anak Di Pegunungan Papua
Siaran Pers Nomor: B-392/SETMEN/HM.02.04/10/2025
Jakarta (23/10) – Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Veronica Tan bersama Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial Robben Rico, dan Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional Tengku Syahdana, mengunjungi Sekolah Lentera Harapan (SLH) Gunung Moria, di Karawaci, Tangerang, pada Rabu (22/10). Wamen PPPA menilai konsep pendidikan yang diusung oleh SLH Gunung Moria sejalan dengan program prioritas Presiden Prabowo Subianto, yakni Sekolah Rakyat yang berorientasi pada pemerataan akses pendidikan berkualitas bagi seluruh anak Indonesia.
“Praktik baik yang dilakukan Sekolah Lentera Harapan ini serupa dengan konsep sekolah rakyat. Ini menjadi bentuk kolaborasi agar pemerintah dapat merangkai upaya bersama untuk mendukung kelangsungan pendidikan anak-anak di pegunungan Papua. Karena itu, kami mengajak Kementerian Sosial dan Badan Gizi Nasional untuk melihat langsung potensi sinergi ini,” ujar Wamen PPPA.
Wamen PPPA Veronica Tan mengapresiasi upaya SLH Gunung Moria yang secara mandiri menyediakan sarana dan prasarana guna menjamin hak anak yang tinggal di pegunungan Papua atas pendidikan. Kunjungan ini bertujuan meninjau langsung praktik baik SLH Gunung Moria di bawah Yayasan Pendidikan Pelita Harapan (YPH) yang mendukung akses pendidikan bagi anak-anak di wilayah pegunungan dan pedalaman Papua.
“Semangat SLH Gunung Moria ini juga sejalan dengan program prioritas pemerintah. Kehadiran kami (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kemensos, BGN) di sini untuk melihat sejauh mana dukungan yang bisa diberikan kepada anak-anak di pegunungan Papua melalui sinergi lintas kementerian/lembaga, sesuai dengan arah kebijakan dan prioritas Presiden. Kita berdiskusi bersama kemungkinan untuk menghadirkan program SPPG agar Makan Bergizi Gratis (MBG) juga bisa diimplementasikan bagi anak-anak Papua yang bersekolah di sana,” tambah Wamen PPPA.
Sementara itu, perwakilan Yayasan Pendidikan Pelita Harapan dan SLH Gunung Moria, Sandra menjelaskan bahwa yayasan tersebut memang didirikan untuk membawa pendidikan ke wilayah interior Papua, khususnya daerah pegunungan.
“Di desa-desa tempat kami hadir, kami menjadi sekolah dan klinik pertama yang berdiri. Selain karena berbagai alasan seperti kepercayaan animism, gagal tumbuh atau angka harapan hidup anak yang rendah, banyak anak perempuan di sana yang sebelumnya mengalami perkawinan usia anak, sehingga isu kesetaraan gender juga menjadi perhatian utama kami,” jelas Sandra.
YPH juga membangun sistem pendukung keberlanjutan pendidikan bagi siswa dan tenaga pendidik, termasuk pendirian sekolah, klinik, program pertanian sederhana, dan penyediaan listrik. Saat ini, YPH telah membangun 10 sekolah di wilayah pegunungan Papua. Pada tahun 2023, sebanyak 152 siswa-siswi di tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dibawa ke Karawaci, Tangerang oleh YPH untuk mendapatkan pendidikan di lingkungan yang lebih kondusif dengan sumber daya yang memadai demi mendukung keberlangsungan pendidikan anak.
“Kami menyadari banyak anak di sana yang mengalami stunting atau kekurangan gizi. Para pendidik dan perawat kami juga tinggal secara penuh di desa sehingga kami merasa perlu membawa empat elemen tersebut untuk mendukung keberlangsungan sekolah dan dukungan bagi para guru. Guru-guru yang mengajar di Sekolah Lentera Harapan merupakan lulusan Universitas Pelita Harapan (UPH) melalui program Teacher’s College yang menyediakan beasiswa penuh untuk popgram pendidikan guru,” lanjut Sandra.
Hingga kini, Sekolah Lentera Harapan Gunung Moria mencatat sebanyak 1.527 siswa, dengan 275 siswa tingkat menengah (kelas 9–12) di SLH Moria, dan telah menyelamatkan 722 anak perempuan dari potensi praktik perkawinan usia anak.
Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional, Tengku Syahdana menyambut baik langkah yang dilakukan Sekolah SLH Gunung Moria dan menegaskan kesiapan lembaganya untuk berkolaborasi dalam penguatan kapasitas program melalui makan bergizi gratis bagi siswa di pedalaman Papua. Tengku menyebut di Papua Pegunungan saat ini baru terdapat 4 SPPG yang beroperasi.
“Langkah sekolah SLH Gunung Moria masuk ke desa-desa terpencil untuk memberikan pendidikan sebagai kebutuhan primer bagi anak, kami sangat mengapresiasi. Terkait SPPG, bila dibuat artinya itu SPPG terpencil yaitu untuk kategori penerima manfaat di bawah 500 orang. Potensi ini sangat mungkin, namun syaratnya harus terpenuhi. Setiap SPPG itu harus ada Kepala SPPG, ahli Gizi dan Ahli Akuntansi itu syarat utamanya. Setelah struktur itu ada, bisa berkolaborasi dengan mamak-mamak di situ (desa) orang-orang yang mampu untuk mengolah bahan makanan. Nanti akan kita siapkan (SPPG) di situ, kita siap kolaborasi,” ujar Direktur Pemberdayaan dan Partisipasi Masyarakat Badan Gizi Nasional, Tengku Syahdana saat berkunjung ke SLH Gunung Moria.
Sekretaris Jenderal Kementerian Sosial (Kemensos), Robben Rico menyampaikan apresiasi dan dukungan terhadap inisiatif Sekolah SLH Gunung Moria yang turut berkontribusi dalam memperluas akses pendidikan di wilayah terpencil. Menurutnya, sinergi antara Kemensos dan pihak sekolah merupakan langkah strategis untuk memperkuat layanan pendidikan bagi masyarakat prasejahtera, terutama di wilayah timur Indonesia.
“Dalam enam bulan terakhir, Kementerian Sosial telah mendirikan 166 Sekolah Rakyat. Dari penjelasan yang kami dapatkan, SLH Gunung Moria ini memiliki potensi kolaborasi yang sangat baik. Mungkin bisa menjadi semacam cabang atau Sekolah Rakyat Rintisan, mudah-mudahan bisa terwujud, dan tentu akan kami dukung. Kolaborasi seperti ini memang sangat kami butuhkan, apalagi tujuan kita sama. Ke depan, kita bisa mulai dengan perencanaan MoU, misalnya dalam hal pengembangan tenaga pendidik, karena di Papua saat ini masih kekurangan guru di Sekolah Rakyat,” jelas Sekretaris Jenderal Kemensos, Robben Rico.
BIRO HUMAS DAN UMUM
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id
- 23-10-2025
- Kunjungan : 156
-
Bagikan: