Akademisi Perempuan Diminta Tanamkan Sadar Budaya
Tantangan yang dihadapi para akademisi perempuan di perguruan tinggi (PT) diantaranya menanamkan kesadaran budaya yang bersifat kritis, khususnya permasalahan perempuan dan anak. Sedangkan lainnya membangun model dan sistem pemberdayaan dan perlindungan terpadu bagi perempuan dan anak.
Menneg PP Meutia Hatta Swasono mengemukakan hal itu dalam pidato sambutannya yang dibacakan Deputi Bidang Peningkatan Kualitas Hidup Perempuan, Dra. Setiawati M.Sc. dihadapan peserta forum Rembug Nasional Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makasar, Sabtu (16/5).
Menurutnya, model dan sistem pemberdayaan dan perlindungan terpadu bagi perempuan dan anak yang ditawarkan PT merupakan sumbangsih penting demi terlaksananya pembangunan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Meutia menyarankan, guna mendukung cita-cita membangun PT dalam skala kelas dunia, para akademisi perempuan mendukung misi Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan, yaitu peningkatan kualitas hidup perempuan, memajukan tingkat keterlibatan perempuan dalam proses politik dan jabatan publik, menghapuskan segala bentuk kekerasan terhadap perempuan, peningkatan kesejahteraan dan perlindungan anak, penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender dan peningkatan partisipasi masyarakat.
Rektor UIN Alauddin Makassar Prof.Dr. Azhar Arsyad, MA. menambahkan target pencapaian PT dalam skala kelas dunia upaya yang harus dikejar masing-masing PT.
- 23-02-2016
- Kunjungan : 2476
-
Bagikan: