
Menteri PPPA Dialog dengan Khofifah Bahas Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan
Siaran Pers Nomor: B- 406/SETMEN/HM.02.04/12/2024
Jakarta (12/12) - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Arifah Fauzi berdialog dengan Menteri PPPA periode 1999-2001, Khofifah Indar Parawansa untuk membahas strategi memperkuat peran perempuan dalam pembangunan nasional. Dalam dialog tersebut, Menteri PPPA menyoroti ajaran Khofifah yang berkontribusi besar dalam bidang pemberdayaan perempuan.
“Hari ini merupakan momen istimewa bagi kami, karena kehadiran Ibu Khofifah yang telah memberikan banyak inspirasi melalui bimbingan dan dukungannya. Kami juga mengucapkan selamat atas penghargaan luar biasa dari Duta Besar Inggris yang baru saja beliau terima, menambah deretan prestasi membanggakan,” ujar Menteri PPPA, pada Rabu (11/12).
Menteri PPPA memaparkan tiga program prioritas Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) sebagai bentuk nyata komitmen terhadap pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Program tersebut meliputi Ruang Bersama Indonesia (RBI), perluasan fungsi call center SAPA 129, dan penguatan Satu Data Perempuan dan Anak berbasis desa.
“Program pertama, Ruang Bersama Indonesia, merupakan gerakan berbasis desa yang memanfaatkan permainan tradisional untuk mengajarkan nilai-nilai Pancasila kepada anak-anak. Program kedua adalah Perluasan Fungsi Call Center 129, yang bertujuan memberikan layanan darurat lebih responsif bagi perempuan dan anak yang membutuhkan perlindungan. Sedangkan program ketiga, Satu Data Perempuan dan Anak Berbasis Desa, mendukung pengambilan kebijakan berbasis bukti, memastikan kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi secara tepat sasaran,” kata Menteri PPPA.
Selain itu, Menteri PPPA menekankan pentingnya mengadopsi nilai-nilai yang diajarkan Presiden Prabowo Subianto selama retreat di Magelang. Nilai-nilai tersebut mencakup zero tolerance terhadap korupsi, kolaborasi lintas kementerian, serta sinergi untuk mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Semangat ini, menurutnya menjadi dasar dalam setiap langkah kementerian.
Sebagai bagian dari visi ke depan, Menteri PPPA menyatakan Kemen PPPA bercita-cita agar dalam lima tahun ke depan setiap desa di Indonesia memiliki Ruang Bersama Indonesia sebagai pusat pembelajaran dan kebersamaan masyarakat. Untuk mewujudkan ini, Menteri PPPA menggarisbawahi pentingnya kerja sama lintas sektor dan partisipasi aktif masyarakat.
“Bimbingan dan arahan Ibu Khofifah hari ini semakin memacu semangat kami. Dengan kolaborasi dan komitmen dari berbagai pihak, kita bisa menciptakan masa depan yang lebih cerah untuk perempuan, anak, dan seluruh rakyat Indonesia,” pungkas Menteri PPPA.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) periode 1999–2001, Khofifah Indar Parawansa menekankan pentingnya kolaborasi lintas institusi untuk meningkatkan perlindungan perempuan dan anak. Ia juga mendorong penyusunan data terintegrasi melalui program prioritas Satu Data Perempuan dan Anak. Program ini diharapkan dapat memetakan kebutuhan mendesak, termasuk bantuan bagi lansia yang tinggal sendiri.
Sebagai langkah lanjutan, Khofifah menyarankan adanya nota kesepahaman (MoU) antar instansi untuk mempercepat respons terhadap kebutuhan masyarakat.
“Dengan adanya MoU, koordinasi menjadi lebih efektif dan respons terhadap kasus-kasus darurat dapat segera dilakukan. Koordinasi antar instansi menjadi lebih mudah karena sifatnya mengikat dan membangun komitmen bersama. Hal ini memungkinkan Kementerian untuk lebih cepat merespons kebutuhan, terutama di pengungsian yang sering kali ditemui anak-anak dan lansia. Kolaborasi lintas program, seperti Jatim Puspa untuk pemberdayaan usaha perempuan, juga dapat memperkuat prioritas Kementerian dalam mendukung perempuan dan anak,” ujar Khofifah.
BIRO HUKUM DAN HUMAS
KEMENTERIAN PEMBERDAYAAN PEREMPUAN
DAN PERLINDUNGAN ANAK
Telp.& Fax (021) 3448510
e-mail : humas@kemenpppa.go.id
website : www.kemenpppa.go.id
- 12-12-2024
- Kunjungan : 840
-
Bagikan: